Langsung ke konten utama

Unggulan

EQUIPMENT AND UTENSIL OJT

1.Name of item : Undercounter chiller Function : Undercounter Chiller ini difungsikan untuk menyimpan condiment-condiment yang penting untuk setiap menu yang ada di restaurant ini. Bagian atasnya bisa dijadikan sebagai table working juga. How to clean : Dusting Material : Stainless steel Sumber :http://meongproduction.blogspot.com/2017/08/equipment-and-utensil.html?m=1 2.Name of item : Ballon whisk Function : Digunakan untuk mengaduk atau mencapur bahan How to clean : Dicuci menggunakan chemical Material : Stainless steel and plastic Sumber : https://m.belajarbahasa.id/artikel/dokumen/545-perbedaan-antara-tool-utensil-equipment-dan-apparatus-2018-07-29-11-50 3.Name of item : Food tong Function : Memudahkan untuk mengambil atau mengangkat makanan How to clean : Di cuci menggunakan chemical Material : Stainless steel and rubber Sumber : http://meongproduction.blogspot.com/2017/08/equipment-and-utensil.html?m=1

DESCRIBE INGRIDIENTS

SELADA
Hasil gambar untuk SELADA
Selada atau daun sla (Lactuca sativa) adalah tumbuhan sayur yang biasa ditanam di daerah beriklim sedang maupun daerah tropika. Kegunaan utama adalah sebagai salad. Produksi selada dunia diperkirakan sekitar 3 juta ton,yang ditanam pada lebih dari 300.000 ha lahan.[butuh rujukan]

Asal dan domestikasi[sunting | sunting sumber]

Lactuca sativa, satu-satunya jenis Lactuca yang didomestikasi, merupakan tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut Tengah. Bukti lukisan pada pemakaman Mesir kuno menunjukkan bahwa selada yang tidak membentuk "kepala" telah ditanam sejak 4500 SM. Awalnya, tanaman ini mungkn digunakan sebagai obat, dan untuk minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa ras lokal selada, diketahui digunakan untuk diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar sering memiliki daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala dan daunnya berasa pahit, serta mengandung banyak getah.
Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit. Aspek lain meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.

Kelompok budidaya[sunting | sunting sumber]

Ada empat kelompok budidaya selada:
  1. capitata, selada kepala renyah (crisphead, iceberg) dan kepala mentega (butterhead)
  2. longifolia, selada cos (romaine)
  3. crispa, selada daun longgar
  4. asparagina, selada batang

Selada kepala renyah[sunting | sunting sumber]

Setelah perkembangan roset awal, daun selanjutnya mulai tumbuh bertumpang-tindih, dan akhirnya memerangkap daun yang baru terbentuk. Terus berkembangnya daun yang terperangkap meningkatkan kepadatan kepala; kepala biasanya berbentuk hampir bulat. Kepala dapat menjadi sangat keras, dan dengan makin besar, kepala ini dapat pecah. Daun yang terlalu matang menjadi berasa pahit. Daun-daun bagian dalam yang terlipat ketat menjadi kasar(rugose), getas dan renyah. Daun terluar biasanya berwarna hijau tua, makin ke dalam warnanya makin muda. Ketika dipanen, tanaman di lapangan biasanya berbobot antara 700 dan 1000 g. Selada produksi rumah kaca umumnya jauh lebih kecil. Daya simpan dan keterangkutan yang baik adalah sifat penting yang dimiliki selada kepala renyah

Selada kepala mentega[sunting | sunting sumber]

Kultivar kepala mentega, kadang-kadang disebut selada kubis, lebih banyak ditanam. Kultivar ini lebih disukai konsumen karena aroma dan daunnya yang lembut. Tanaman kultivar ini lebih kecil, agak lebih gepeng dan menghasilkan kepala yang kurang padat ketimbang tipe kepala renyah. Daunnya lebar, berlipat dan lembut, dengan tekstur berminyak lunak. Ada dua tipe utama kultivar ini yang diproduksi, yaitu tipe hari-netral dengan kepala yang agak padat dan tipe hari-pendek, menghasilkan kepala kecil dan kurang padat,dan umumnya ditanam dalam naungan pelindung. Kedua tipe ini mudah tergores sehingga karakteristik keterangkutan dan daya simpannya tidak baik. Kultivar tipe Batavia memilki sifat pertengahan antara tanaman kepala renyah dan kepala mentega. Kultivar ini ditanam baik di lapangan maupun dalam bangunan pelindung.

Selada cos[sunting | sunting sumber]

Kultivar cos,juga disebut sebagai romaine, memiliki daun memanjang, kasar, dan bertekstur renyah, dengan tulang daun tengah lebar dan jelas. Daun panjangnya yang agak sempit cenderung tumbuh tegak dan secara longgar bertumpang-tindih satu sama lain, serta tidak membentuk kepala. Sifat pascapanennya sama dengan tipe kepala renyah.

Selada daun longgar[sunting | sunting sumber]

Kultivar daun longgar sangat beragam ukuran, sembir, warna, dan tekstur daunnya. Setiap kultivar memiliki daun yang berkembang dalam kelompok roset yang ketat. Sebagian memiliki daun lembut dan renyah, sebagian berdaun halus, sementara yang lainnya di antara keduanya. Penanganan pascapanen selada jenis ini harus lebih hati-hati karena kelembutan daunnya, umur simpannya agak pendek, walaupun lebih baik daripada tipe kepala mentega, bahkan dengan pendinginan dan penanganan yang baik sekalipun.

Nilai gizi dan manfaat[sunting | sunting sumber]

Selada mempunyai kandungan mineral, termasuk iodiumfosforbesitembagakobaltsengkalsiummangan, dan potasium, sehingga selada mempunyai khasiat terbaik dalam menjaga keseimbangan tubuh. Kulit luar yang hijau adalah yang paling baik. Dimasak perlahan-lahan selama 15 menit merupakan obat penderita insomnia.
ANGGUR
Hasil gambar untuk ANGGUR
Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang termasuk ke dalam keluarga Vitaceae.[1] Buah ini biasanya digunakan untuk membuat jus anggurjellyminuman anggurminyak biji anggur dan kismis, atau dimakan langsung.[1] Buah ini juga dikenal karena mengandung banyak senyawa polifenol dan resveratol yang berperan aktif dalam berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah terbentuknya sel kanker dan berbagai penyakit lainnya.[2] Aktivitas ini juga terkait dengan adanya senyawa metabolit sekunder di dalam buah anggur yang berperan sebagai senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.[3][4]
Tanaman ini sudah dibudidayakan sejak tahun 4000 SM di Timur Tengah.[1] Akan tetapi, proses pengolahan buah anggur menjadi minuman anggur baru ditemukan pada tahun 2500 SM oleh bangsa Mesir.[1] Hanya beberapa waktu berselang, proses pengolahan ini segera tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, mulai dari daerah di Laut HitamSpanyolJermanPrancis, dan Austria.[1] Penyebaran buah ini berkembang samakin pesat dengan adanya perjalanan Colombus yang membawa buah ini mengitari dunia.[1]

Varietas anggur[sunting | sunting sumber]

Buah anggur memiliki banyak varietas, antara lain[5][6][7]:
Hibrida juga ada, utamanya merupakan persilangan dari V. vinifera dengan satu atau lebih varietas V. labruscaV. riparia atau V. aestivalis.[6] Hibrida cenderung lebih tidak terpengaruh dingin ("frost") dan penyakit (terutama phylloxera), tetapi minuman anggurnya kurang memiliki karakteristik aroma "foxy" labrusca.[6]
Anggur laut Coccoloba uvifera merupakan anggota dari keluarga Buckwheat Polygonaceae dan merupakan tanaman asli di tanah di Laut Karibia.[6]

Kondisi tumbuh[sunting | sunting sumber]

Perkebunan anggur di Sobes, Republik Ceko.

Iklim[sunting | sunting sumber]

Anggur merupakan salah satu tanaman yang hidup pada daerah dataran rendah.[1] Tidak seperti kebanyakan tanaman lainnya, tanaman anggur justru membutuhkan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan agar dapat tumbuh dengan baik dan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi.[1] Curah hujan yang diperlukan oleh tanaman ini hanya 800 mm per tahun.[1] Oleh karena itu, penyiraman yang berlebihan dapat mengganggu proses pembuahannya.[8] Suhu untuk tumbuh maksimal adalah 31oC dan suhu minumum adalah 23oC dengan kelembapan udara berkisar antara 75-80%.[8]

Media Tanam[sunting | sunting sumber]

Hanya beberapa jenis tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman anggur dengan baik.[8] Secara umum, tanah tersebut harus mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang cukup agar tanaman tidak mengalami transpirasi berlebihan.[8] Selain itu, tanah yang digunakan harus subur dan bertekstur gembur agar terdapat asupan nutrisi dan pasokan udara yang baik.[8] Tanah tersebut juga harus memiliki derajat keasaman (pH) yang netral, yaitu 7.[8]

Manfaat kesehatan[sunting | sunting sumber]

Anggur memiliki banyak manfaat kesehatan karena mengandung berbagai jenis senyawa metabolit sekunder, terutama golongan flavonoid dan antosianin, serta resveratol.[9] Penelitian lain mengungkapkan bahwa senyawa aktif di dalam anggur mampu meningkatkan kerja sel endotelial yang berperan dalam memperlancar aliran darah dalam arteri terkait dengan aktivitasnya terhadap sel-sel otot halus.[10] Melalui mekanisme ini, risiko terkena serangan jantung dapat berkurang.[11]Selain itu, anggur juga mengandung banyak senyawa antioksidan yang daya kerjanya lebih kuat daripada vitamin C dan vitamin E.[11] Di dalam tubuh, senyawa flavonoid anggur dapat meningkatkan produksi lemak baik (HDL) sekaligus menurunkan trigliserida yang beredar di dalam darah.[11]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i Prihatman K. 2000. Budidaya Pertanian: Anggur. Hal: 1-3. Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Pedesaan, BAPPENAS.
  2. ^ Lange DW, Wiel A van de DW. 2004. Drink to prevent: review on the cardioprotective mechanisms of alcohol and red wine polyphenols. Semin Vasc Med 4(2):173–86.
  3. ^ Bagchi D, Bagchi M, Stohs SJ. 2000. Free radicals and grape seed proanthocyanidin extract: importance in human health and disease prevention. Toxicol 148(2-3):187–97.

JERUK
Hasil gambar untuk JERUK
Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.
Sebutan "jeruk" kadang-kadang juga disematkan pada beberapa anggota marga lain yang masih berkerabat dalam suku yang sama, seperti kingkit. Dalam bahasa sehari-hari, penyebutan "jeruk" atau "limau" (di Sumatra dan Malaysia) seringkali berarti "jeruk keprok" atau "jeruk manis". Di Jawa, "limau" (atau "limo") berarti "jeruk nipis".
Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan menghasilkan hibrida antarspesies ('interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang khas, yang berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya, karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya. Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat), Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga (subgenus), yaitu Citrus dan Papeda.
Asal jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia Timur, sedangkan jeruk balijeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.
Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian/parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah.
Jeruk (Citrus)
Citrus fruits.jpg
Penampang lintang buah berbagai jenis jeruk
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
Subkelas:Rosidae
Ordo:Sapindales
Famili:Rutaceae
Subfamili:Aurantioideae
Bangsa:Citreae
Genus:Citrus
L.
Spesies dan Hibrida
Spesies budidaya penting:[1]
Citrus aurantifolia – Jeruk nipis
Citrus maxima – Jeruk bali
Citrus medica – Jeruk sukade
Citrus reticulata – Jeruk keprok

Hybrida budidaya penting:[1]
Citrus × aurantium – Bitter Orange
Citrus × hystrix – Jeruk purut
Citrus × latifolia – Persian Lime
Citrus × limon – Jeruk sitrun/lemon
Citrus × limonia – Rangpur
Citrus × paradisi – Grapefruit
Citrus × sinensis – Jeruk manis
Sinonim
Eremocitrus
Microcitrus

Pemerian[sunting | sunting sumber]

Pohon kecil, perdu atau semak besar, ketinggian 2-15 m, dengan batang atau ranting berduri panjang tetapi tidak rapat. Daun hijau abadi dengan tepi rata, tunggal, permukaan biasanya licin dan agak berminyak. Bunga tunggal atau dalam kelompok, lima mahkota bunga (kadang-kadang empat) berwarna putih atau kuning pucat, [stamen] banyak, seringkali sangat harum. Buah bertipe "buah jeruk" (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, ukuran bervariasi dengan diameter 2-30cm tergantung jenisnya; kulit buah biasanya berdaging dengan minyak atsiri yang banyak. Hama yang sering menyerang tanaman jeruk adalah kutu daun, ulat Pappilio memnonPhilocnitis, sedangkan penyakit yang sering menyerang adalah embun tepung, embun jelaga, virus keriting.
Jeruk dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-400 mdpl. [2] Keadaan iklim yang baik bagi tanaman jeruk adalah pada kisaran suhu udara 25 °C - 30 °C atau rata-rata 20 °C, curah hujan tidak lebih dari 100 mm/bulan atau 1200 mm/tahun, kelembaban udara 50 % - 85% dengan minimal 3 bulan kering. Jeruk harus ditanam di tempat terbuka atau mendapat cukup sinar matahari, dan apabila ditanam di dataran tinggi dapat menyebabkan kulit menjadi tebal dan rasa jeruk menjadi pahit. Keadaan tanah yang baik untuk ditanami jeruk adalah tanah yang gembur, memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, memiliki aerasi dan drainase yang baik, dengan nilai kemasaman (pH) 6-7.[2]
Buah dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai penyedap atau komponen kue/puding. Aroma yang khas berasal dari sejumlah flavonoid dan beberapa terpenoid. "Daging buah" mengandung banyak asam sitrat (harafiah: "asam jeruk") yang memberikan rasa masam yang tajam tetapi segar.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/IPTEK/Martasari_jeruk.pdf
  2. ^ a b Ir. H. Rahmat Rukmana (2005). JERUK BESAR, Potensi dan Prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 28. ISBN 979-21-0435-6. Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "jeru" didefinisikan berulang dengan isi berbeda

Komentar

Postingan Populer